pexels.com
Pertanyaan sederhana ini tampak rumit untuk dipecahkan. Upaya untuk terus bisa konsisten menulis selalu menemui hambatannya. Bahkan blog ini-pun sudah lebih dari 4 bulan tidak terjamah lagi. Entah apa penyebab dari semua kegalauan ini. Sehingga tetiba semua komitmen yang terlanjur dibangun di awal untuk rutin menulis, roboh dalam tempo yang begitu singkat.
Buat apa mengetahui asbab kehilangan gairah menulis? Bukankah ketika kita ingin menulis ya sudah, tulis saja. Nothing to lose, kalau kata orang. Saya juga sempat berfikir kesana, bahwa seharusnya kita menulis tanpa mengharapkan apresiasi. Namun, seibarat itu adalah penyakit, tentu akan lebih baik kita coba menganalisa apa faktor penyakit itu bisa mampir dalam tubuh kita.
Awalnya saya berfikir, mungkin medium/platform untuk menulis mulai tidak bersahabat dengan penulis seperti saya. Dulu, setiap harim saya terus menyuarakan opini dalam status facebook dalam barisan paragraf sebagai curahan pemikiran yang riuh dalam otak ini. Bayangka, hampir setiap hari jari-jari ini menulis apa yang difikirkan dalam otak kecil saya itu.
Sekarang? Bahkan menyusun satu kalimat-pun, para jemari tampak nerveous dan kehilangan akal.
Memang betul, bahwa semenjak saya meninggalkan akun facebook, dan mencoba beralih ke platform instagram, saya seperti kehilangan wadah menulis. Semua keresahan yang berisik dan riuh dalam otak, hanya memberikan pemakluman dan mendiamkannya hingga ia meluap ditelan waktu. Lama kelamaan kebiasaan membiarkan keresahan bermonolog, membuat kita menjadi orang yang tidak lagi peka dan masa bodoh dengan ragam kejadian yang kita lihat. Akhirnya kita tidak lagi berhasrat menuangkan ragam pemikiran itu dalam ruang tulisan yang bisa dibaca semua orang.
Sampai suatu hari saya iseng untuk memperpanjang domain www.riohafandi.com ini, dan berharap dengan "rumah baru" ini berhasil menumbuhkan kembali semangat berbagi, dan tidak berhenti berkicau karena pemakluman-pemakluman yang setiap hari dilakoni.
Tidak hanya itu, semangat membaca juga harus terus ditingkatkan. Target target menyelesaikam barisan buku yang hanya jadi pajangan di pustaka pribadi harus terus dikejar. Mudah-mudah-an mulai hari ini, saya bisa rutin mampir ke "ruang rehat" (www.riohafandi.com) setiap harinya.